Selamat datang di blog Dewi Nurjamilah. Semoga tulisan-tulisan di sini bermanfaat. Selamat membaca. Ma'akum Najah
RSS

Minggu, 21 November 2010

PETEKOM


PENDAHULUAN
Tombak awal komunikasi yaitu pada revolusi pertama berupa lisan (3500 SM) yang kemudian berkembang menjadi symbol, ditemukannya movebletype yaitu symbol yang bisa mengcopy menjadi lebih banyak dan terakhir adalah komputer. Tak hanya berhenti disitu, perkembangan teknologi komunikasi pun berkembang lagi dengan ditemukannya satelit. Tadinya tak seorang pun tahu tentang satelit tetapi sekarang banyak orang yang mengenal betul apa itu satelit. Oleh karena itu, pada masa sekarang satelit bisa di katakan bahwa satelit telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari manusia di berbagai belahan bumi. Dengan satelit, orang dapat saling berhubungan lewat telepon, dan dengan satelit pula mereka dapat menikmati berbagai macam suguhan acara televisi yang mereka tonton setiap hari.
Jadi, boleh dibilang satelit telah menjadi perabot bagi masyarakat masa kini. Tempat-tempat bermukim yang tadinya tidak bisa menangkap siaran televisi, sekarang telah sepenuhnya dapat menikmati berbagai siaran. Desa terpencil yang dulu terisolir kini dapat di telpon dari mana saja. Semua itu dimungkinkan oleh adanya perangkat satelit komunikasi.
Dalam makalah ini kita dapat mempelajari secara garis besar tentang perkembangan teknologi satelit komunikasi dan perananya dalam sistem komunikasi. Secara garis besar, makalah ini akan memberikan pemahaman tentang pemanfaatan dan perkembangan teknologi satelit komunikasi.




PEMBAHASAN
A.    SATELIT KOMUNIKASI SEBAGAI TEKNOLOGI BARU
            Hubungan jarak jauh pada mulanya memang bukan hal yang mudah. Untuk hubungan telekomunikasi, antara satu tempat dengan tempat harus dihubungkan secara fisik dalam bentuk kabel di hamparan bumi. Dan inilah yang disebut sebagai system terrestrial. Meski dapat dihubungkan tetapi dapat dibayangkan betapa beratnya jika ditinjau dari segi waktu, biaya, dan tenaga. Dan pada akhirnya satelit datang untuk mengatasi semua itu!
            Berkembangnya satelit komunikasi sebagai suatu produk kemajuan teknologi yang menandai bermulanya era yang baru dalam bidang komunikasi. Karena hal ini tidak terbayangkan sama sekali. Kemungkinan itu belum tergambar hingga tahun 1945, ketika Atrhur C. Clarke memaparkan gagasannya tentang satelit buatan yang dapat diluncurkan ke suatu orbit stasioner setinggi 22.000 mil (23.300 km) di atas khatulistiwa yang apabila dikoimbinasikan dengan system kabel di bumi akan menghubungkan komunikasi sedunia.
            Selanjutnya pada akhir tahun 1950-an John R. Pierce dari Bell  Laboratories berhasil mendemonstrasikan kelayakan komunikasi ruang angkasa dengan satelit Echo dan Telstar. Keberhasilan ini pun diikuti oleh Uni Soviet tahun 1957 dengan satelit SPUTNIK dan Amerika Serikat pada tahun 1963 dengan satelit komunikasi geosynchronous yang pertama, yaitu SYNCOM 2.[1]
            Secara umum, satelit ada 2 macam, yaitu:
1.      Satelit alam, contonhnya bulan
2.      Satelit buatan manusia, contohnya Palapa
Menurut NASA, satelit buatan manusia dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu:
1.      Satelit komunikasi dan navigasi
2.      Satelit meteorology
3.      Satelit penginderaan jarak jauh
4.      Satelit geologi


Adapun kegunaan satelit buatan adalah untuk:
1.      Komunikasi antartempat di permukaan bumi, seperti untuk media komunikasi radio dan TV
2.      Menjadi suatu titik acuan untuk menetapkan suatu lokasi di ruang angkasa
3.      Mengamati bumi dan lingkungannya
4.      Mengumpulkan dan melaporkan informasi ilmiah.

B.     PEMANFAATAN SATELIT UNTUK KEHIDUPAN MANUSIA
Banyak sekali manfaat yang utama dari satelit untuk kehidupan sehari-hari manusia. Selain untuk berkomunikasi lewat telepon, radio, faximile, satelit juga dimanfaatkan untuk penyiaran (broadcasting) baik radio maupun televisi.
Dengan potensi satelit untuk menerima dan memancarkan kembali sinyal siaran ke seluruh tempat yang dijangkaunya, telah memungkinkan siaran radio dan TV dapat diterima dimana saja sepanjang dapat ditangkap oleh antenna stasiun bumi setempat.
Sehubungan dengan banyaknya permintaan akan pelayanan satelit maka FCC di AS menerima rencana spasi verbal 2 untuk C-band  (6,4 Ghz) dan Ku-band (12/14 GHz) pada bujur spasi orbital, meliputi Amerika Serikat. Pada tahun 1987 diharapkan spasi orbital dapat dikecilkan menjadi 2’C dan pelaksanaan segera spasi 2’ Ku-band.
Dalam perkembangannya, pemakaian Ku-band meningkat lebih cepat dibandingkan pemakaian frekuensi C-band. Hal ini dikarenakan pemakaian frekuensi C-band lebih sulit dan banyak permasalahannya. Salah satu factor pemindahan dari C-band ke Ku-band adalah bahwa slot orbital untuk C-band sudah hampir semuanya terisi, dan kemungkinan yang lebih baik adalah dengan penggunaan Ku-band.

C.    KARAKTERISTIK SATELIT KOMUNIKASI
Kelebihan satelit komunikasi dalam memenuhi kebutuhan manusia berinteraksi terutama dikarenakan beberapa keunggulannya dalam mengatasi masalah jarak, waktu, dan keluwesannya untuk keperluan tertentu yang spesifik. Satelit komunikasi mempunyai 2 karakteristik fundamental yang membuatnya menjadi menarik perhatian, yaitu mempunyai lebar gelombang band width yang luas, sebagai mana konsekuensinya mempunyai kapasitas komunikasi yang luar biasa dan berkemampuan untuk melayani titik-titik tujuan yang tidak ditentukan lebih dahulu.
Kelebihan ini memberikan kepada satelit komunikasi suatu keluwesan atau fleksibelitas yang tidak dipunyai oleh sistem telekomunikasi lain. Fleksibilitas itu tercermin dalam hal berikut ini:[2]
1. Di wilayah liputan sebuah satelit (mencapai dua per lima dari permukaan bumi) seberapa banyak pun hubungan titik ke titik atau dari satu titik ke banyak titik dapat di adakan dengan membuat stasiun bumi ditempat tujuan.
2. Sistem satelit mempunyai suatu node tunggal kontras dengan sistem yang lainnya yang memiliki banyak node dan routing yang rumit.
3. Pada jaringan terrestrial yang kompleks, segala perubahan, apakah itu pertumbuhan sistem ataupun penukaran pola arus lalu lintas mempengaruhi kapasitas yang di perlukan di banyak sambungan di seluruh jaringan.
4. Oleh karena suatu stasiun bumi potensial untuk dapat menerima semua lalu lintas yang dipancarkan dari satelit ke suatu tempat maka dimungkinkan untuk membentuk suatu sistem sehingga suatu stasiun bumi pengirim dapat menyiarkan ke banyak stasiun penerima.

D. PEMANFAATAN SATELIT UNTUK LAPANGAN PENDIDIKAN
Menurut Polcyn (1973), satelit komunikasi telah membukakan kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa bagi penyebaran dan pengayaan pembelajaran manusia (human learning) se dunia. Kemungkinan-kemungkinan itu tidak semata-mata teoritis, melainkan telah didemokrasikan dengan jelas. Di masa usia anak-anak yang kini baru saja masuk sekolah dasar, jutaan pemirsa tv di beberapa benua telah menyaksikan langsung kejadian-kejadian historis yang hebat di tempat-tempat terpencil, dan bahkan di bulan. Kalau satelit komunikasi pada tahap awalnya saja sudah meraih prestasi luar biasa seperti itu, pastilah pada masa mendatang teknologi tersebut akan dapat membantu memberi kesempatan pendidikan yang lebih baik bagi jutaan kanak-kanak dan orang dewasa. Kemajuan teknis selanjutnya menjanjikan bahwa satelit akan menjadi sarana belajar sehari-hari bahkan bagi bangsa-bangsa yang masih tergolong miskin.
Namun demikian pandangan yang bersemangat (exciting) mengenai potensi satelit untuk bidang pendidikan membutuhkan kualifikasi tenang. Kualifikasi pertama menyangkut keengganan historis dari sistem pendidikan untuk meninggalkan praktek-praktek tradisional mereka untuk menerima teknologi baru yang lebih efisien dan efektif. Kualifikasi kedua menyangkut sejumlah problem praktis dalam hal kelaikan ekonomis, fisik, dan pedagogis. Dan Kualifikasi ketiga dan yang paling menggangu adalah yang menyangkut perangkat lunak (software) bagi penyiaran dengan satelit, substansi pesan yang begitu berbeda dengan perangkat keras yang mendistribusikannya. Di sinilah letak kegagalan usaha-usaha memamfaatkan teknologi canggih selama ini. Biasanya, bagian terbesar dari sumber-sumber dicurahkan kebagian perangkat keras, sembari menelantarkan bagian perangkat lunak tadi.
DARI ATS-6 HINGGA PROYEK SITE
Pemanfaatan satelit komunikasi untuk kegiatan pendidikan dapat ditelusuri dari sejumlah eksperimen yang dilaksanakan oleh badan ruang angkasa. Peluncuran ATS yang pertama pada bulan Desember 1966 beberapa bulan kemudian diikuti dengan pelaksanaan beberapa proyek pemanfaatannya. Yang utama adalah Proyek Medis Alaska, Proyek Pendidikan Alaska, proyek pan pacific education and communication experiment by satellite (PEACESAT), dan Proyek Universitas Pasifik Selatan.
Proyek Medis Alaska (The Alaskan Medical Project) yang berlangsung tahun 1971 dan 1974-1975 (dengan ATS-6) merupakan pemanfaatan satelit untuk pelayanan kesehatan masyarakat Eskimo di pedesaan yang umumnya terpencil, sukar dihubungi, dan terletak di daerah yang secara alamiah rawan. Sistem komunikasi ini selain untuk keperluan hubungan perawatan darurat, diagnostic, dan pemberian advis, dimanfaatkan pula untuk komunikasi social antara pasien yang diungsikan ke rumah sakit yang jauh dari keluarganya.
Proyek Pendidikan Alaska yang diresmikan bernama The Action Study of Educational Use of Satellite Telecommunication in Remote Alaskan Communities beroperasi mulai bulan Oktober 1971. Tujuan proyek ini adalah untuk menyelidiki kemungkinan berbagai pelayanan siaran khusus yang ditujuan kepada kepala sekolah- sekolah dan masyarakat desa. Tujuan terpenting dari proyek ini adalah agar para guru melalui pengalamannya dapat mengembangkan rencana pemanfaatan yang optimal telekomunikasi satelit yang ada.
Proyek PEACESAT diselenggarakan pada tahun 1971 dengan menggunakan terminal induk di Hilo dan Honolulu, Hawaii. Kedua stasiun induk tersebut dipertautkan dengan 16 stasiun bumi yang berkemampuan mengirim dan menerima di 16 negara di kawasan pasifik.
Sedangkan proyek Universitas Pasifik Selatan dilaksanakan pada tahun 1974 dengan menggunakan ATS 1 dan ATS-6 untuk melayani 11 negara di Pasifik Selatan. Secara ringkas proyek ini brtujuan untuk memperluas peranan universitas dalam memberikan kuliah bagi mahasiswa tingkat pra diploma di lingkungan tempat tinggal mereka sendiri.
Pemanfaatan satelit ATS-6 untuk kepentingan pendidikan antara lain terwujud melalui proyek-proyek pendidikan di Applachia, Demonstrasi Teknologi Satelit dan satelit instructional television exsperiment (SUTE).
Proyak pendidikan Applachia bermula pada tahun 1974 dan kemudian dinamakan Applachian Community Service Network (ACSN) dengan tujuan untuk mempelajari keefektifan siaran melalui satelit sebagai suatu alternatif penyampaian pendidikan untuk menatar tenaga professional dan para professional. Pada mulanya proyek ini mencakup hanya 13 komunitas di Applachia dan kemudian meluas hingga mencapai 30 kelompok masyarakat yang tersebar di 13 negara bagian Amerika Serikat.
Di wilayah Rocky Mountain juga di Amerika Serikat, pada tahun1974 dan tahun1975 dilaksanakan proyek Demonstrasi Teknologi Satelit (Satellite Technology Demonstration) untuk menjajahi penggunaan satelit untuk penyampaian layanan pendidikan dan kesehatan bagi masyarakat desa.
Proyek ini memanfaatkan siaran langsung televisi dari satelit untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah-sekolah kecil yang berada di tempat terpencil di kawasan tersebut. Dalam kegiatannya, proyek ini telah memproduksi dan menyiarkan tugas seri program berjudul Time Out, suatu program pendidikan karier bagi siswa SMP setiap hari. Di samping itu, program Careers in the Classroom untuk penetaran guru-guru disiarkan dua minggu sekali.
Proyek SITE berlangsung di India selama setahun (Agustus 1975 sampai Juli 1976) dengan menggunakan satelit ATS-6. Proyek ini ditujukan ke wilayah sasaran sekitar 2400 desa yang berbeda dalam bahasa, kultur, dan iklim. Secara umum proyek ini bertujuan untuk merangsang pembangunan desa melalui sistem telekomunikasi terpadu. Sedang secara khusus proyek ini bermaksud untuk meningkatkan kualitas para guru SD, mengajarkan keterampilan yang bermanfaat kepada para siswa, mendemonstrasikan nilai-nilai potensi yang dipunyai satelit untuk pembangunan komunikasi massa.[3]

D. SATELIT KOMUNIKASI DOMESTIK, REGIONAL DAN INTERNASIONAL
Pertama menggunakan satelit komunikasi bagi keperluan sistem komunikasi di kawasan negaranya adalah Amerika Serikat, yakni dengan menggunakan satelit SYNCOM. Kemudian, disusul oleh Kanada yang menggunakan satelit ANIK. Sedangkan Negara berkembang pertama yang menggunakan satelit untuk sistem komunikasi domestic adalah Indonesia dengan dioperasikannya satelit PALAPA tahun 1976.
Pada tahun 1964 bersama badan komunikasi dari 15 negara COMSAT membentuk sebuah badan internasional yang dikenal dengan International Telecommunication Satellite Organization (INTELSAT). Sekarang organisasi ini mencakup 109 negara anggota dan mengoperasikan satelit INTELSAT VI yang menyediakan 1132 paths dengan stasiun bumi di 169 negara dan teritor, melalui lebih dari 670 antena, yang terus bertambah 100 buah setiap tahun.[4]





Kemampuan teknis satelit komunikasi: suatu revolusi
Bila diikuti perkembangan kemampuan teknologi satelit sejak awal hingga sekarang maka kemajuan yang dicapai di bidang ini benar-benar sesuatu yang menakjubkan. Berkat kemajuan teknologi di bidang-bidang  yang lain terutama komputer, maka dengan jelas terlihat betapa kemampuan satelit komunikasi dari waktu ke waktu terus meningkat berlipat ganda.
Menurut Pollack dan Weiss (1984) sejak pembentukan COMSAT pada tahun 1964, jumlah sirkuit telefon internasional yang dibuat melalui satelit telah meningkat 400 kali dan ongkos menelfon telah turun 12000 persen. Komunikasi sedunia kini menghubungkan 109 negara melalui 14 satelit yang berada di orbit sinkron-bumi.
Ekonomi Satelit
   Sementara harga apapun terus meningkat, ternyata biaya pelayanan satelit terus menurun. Kenyataan ini terkadang terasa sangat aneh, terutama bila dikaitkan dengan perkembangan kemampuan teknis satelit yang terus bertambah canggih. Namun di balik itu barang kali, justru  karena memajuan teknologi dan bertambah besarnya pemakaian satelit secara kuantitatif menyebabkan biaya satuan penggunaan jasa satelit menjadi lebih rendah jika dibanding dengan masa permulaan.
Siaran TV Melalui Satelit
                                    Penyiaran televisi dan suara melalui satelit kini biasa. Banyak negara yang mengoperasikan jaringan video dan audio mengunakan Fixed Satellite Service pada 6/4 GHz (C-band) dan 11- 14GHz (Ku-band). Namun penyiaran satelit yang dalam istilah ITU disebut sebagai “penerima individual”baru saja mendapat perhatian secara global sejak 1977 Broadcasting Satellite Planing Conference (juga disebut WARC-77) yang diselengarakan ITU di geneva. Pada konferensi itu frekuensi (saluran) dan posisi orbital telah dialokasikan untuk negara-negara Regional 1(Eropa, Rusia, dan Afrika) dan Region 3 (Asia, Termaksut Jepang.)
Satelit Siaran Langsung (Direct Broad Satellite)
                                    Menurut Moddox (1983), begitu telekomunikasi menjadi bidang yang diperdebatkan maka hanya sedikit subjek yang lebih pelik daripada masalah satelit komunikasi. Di antaranya tidak lain perkara satelit siaran langsung. Hal ini, sejak pertama kali dipikirkan pada tahun 1960-an, telah bernada inflasi cultural dari luar angkasa.
Kecemasan menjangkau badan PBB untuk telekomunikasi, yakni ITU. Dunia ketiga memang bernasib jelek. Akan tetapi, juga sejumlah Negara Eropa Barat karena memiliki industry ruang angkasa yang berhasrat sekali untuk membuat dan menjual satelit yang mahal kepasar dunia yang diperkirakan sekitar 150 buah hingga akhir abad.
Tanpa disengaja, ITU telah membuat kekeliruan dengan terlalu awal menetapkan aturan bagi kehidupan teknologi baru. Pada WARC 1971 (mengenai komunikasi ruang angkasa), Itu mengklasifikasikan satelit menjai satelit yang mobile, satelit yang fixed, dan satelit penyiaran.
Sinyal mobile adalah yang melayani kapal-kapal dan pesawat terbang, dan akan melayani lorries dan bahkan mobile. Sedangkan satellite fixed diarahkan ke antena fixed yang besar, dan satellite penyinaran diarahkan ke antena atap rumah yang dimaksudkan untuk penerimaan individual ataupun komunitas.[5]
Kecenderungan dalam penyiaran satelit
Format video yang sekarang digunakan di seluruhn dunia adalah yang dipakai untuk siaran TV konvensional. Sistem ini mempunyai keterbatasan dalam hal kualitas visual dari sinyal TV, dalam arti:
a)      Format layar viewing (aspect ratio 4:3)
b)      Resolusi terbatas hingga frekuensi modulasi maksimum kurang lebih 4 MHz.
c)      Efek cross-luminance akibat dimasukannya sub-carrierwarna di dalam base band video.
Masa depan satelit komunikasi
Satelit komunikasi dan suksesornya di abad 21- platform angkasa yang beukuran raksasa (mammoth) dengan jarinagan komunikasi fiber yang kapasitas amat tinggi, akan menjadi salah satu perangkat utama yang mengembangkan kebudayaan telecity abad-21. Hingga hingga saat ini manusia telah melampaui tiga epoch utama, yaitu abad manusia sebagai pemburu atau pengumpul, manusia sebagai petani dan penghuni kota, dan abad pengetahuan ilmiah secara global. Cukup alasan untuk meyakini bahwa kini manusia sedang memasuki epoch keempat dalam sejarah, yakni abad manusia dalam suatu lingkungan kosmik (cosmic environment)
Pengatahuan teknologis dan ilmiah dewasa ini hadir tidak hanya untuk menghancurkan kebudayaan global kita. Tapi juga mempertahankannya terhadap eons yang akan datang. Suplai secara tetap dan berkelanjutan enerji yang dapat di daur-ulang (recyclabe) dapat dikembangkan dari matahari. Barang kali juga manusia akan mampu menguasai teknologi pembentukan bintang untuk menciptakan enerji baru yang perpetual. Manusia juga tampaknya sedang di ambang pengembangan program-program kecerdasan artifisial yang bukan hanya mampu membangkitkan diri sendiri (regenerating themselves), tapi juga meningkatkan dirinya sendiri sekaligus. Dapat dibayangkan andainya mesin Von Newman yang dapat mereproduksi sendiri dengan faktor multiflikatif, menangani hampir semua pekerjaan yang dapat dibayangkan, sekalipun itu pertambangan di bulan, produksi industrial yang berpusat dibumi (earth-based industrial), atau menegakan koloni-koloni yang permanen di ruang angkasa (pelton, 1983).


PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN


DAFTAR PUSTAKA
Nasution, Zulkarimein. Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008.
Http://goldenbowlers.blogspot.com/2009/10/pemanfaatan-teknologi-satelit.html




[1] Zulkarimein Nasution. Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. Cet.ke-8.h. 4.3
[2] http://goldenbowlers.blogspot.com/2009/10/pemanfaatan-teknologi-satelit.html

[3] Http://goldenbowlers.blogspot.com/2009/10/pemanfaatan-teknologi-satelit.html
[4] Zulkarimein Nasution. Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka. 2008. Cet.ke-8.
[5] Http://goldenbowlers.blogspot.com/2009/10/pemanfaatan-teknologi-satelit.html

Rabu, 04 November 2009

KPK OH KPK

Membahas permasalahan Komisi Pemberatasan Korupsi (KPK) sangat menarik. KPK yang mempunyai visi untuk mewujudkan Indonesia bebas korupsi. Dan misinya sebagai penggerak perubahan untuk mewujudkan bangsa yang anti korupsi. KPK di pimpin oleh kesatuan lima pejabat pimpinan setara, yaitu seorang ketua dengan empat wakil ketua. Dimana keempat wakil ketua itu mempunyai tugas serta wewenang jabatan sesuai dengan fungsinya.
Seperti yang kita ketahui, pada tahun 2008 KPK mempunyai prestasi yang sangat cemerlang yang belum pernah dilakukan dan dicapai oleh penegak hukum manapun dalam hal pemberantasan korupsi. Ini terlihat dari greget KPK di bawah kepemimpinan Antasari Azhar yang berhasil mengungkap beberapa kasus. Sebut saja keberaniannya dalam menangkap besan Presiden SBY Aulia Pohan dan penangkapan terhadap rekan sejawat Jaksa Urip dengan Artalita. Langkah ini memberikan nilai yang sangat bagus dan membuktikan bahwa kinerja KPK sangat serius dan tidak pandang bulu sehingga banyak pejabat yang kemudian agak takut untuk bermain-main dengan korupsi.
Semua prestasi yang telah dicapai oleh kepemimpinan Antasari Azhar pun dimuat di berbagai media massa. Dan Antasari Azhar pun berubah menjadi sosok idola yang dibanggakan masyarakat atas keberanian, kejujuran dan ketabahannya dalam mengungkap kasus korupsi. Langkah ini pun memberikan efek positif terhadap pemerintahan SBY yang mendapat acungan jempol dari masyarakat dan dinyatakan sebagai pemerintahan yang jujur.
Tetapi prestasi itu pun seakan hilang dan dilupakan masyarakat dengan munculnya berita yang mengatakan bahwa Antasari terlibat kasus pembunuhan. Masyarakat pun terkejut mendengar pemberitaan itu. KPK yang selama ini dibanggakan dengan kejujurannya dan berhasil mengungkap beberapa kasus korupsi mendadak pemimpinnya terlibat kasus pembunuhan. Dan ini menyebabkan runtuhnya nilai-nilai positif dan kepercayaan masyarakat terhadap KPK. Kemudian timbul pertanyaan dalam benak saya, bagaimana nasib KPK setelah ditinggal oleh pemimpinnya yang terlibat kasus pembunuhan?
Agaknya sedikit miris dan kecewa melihat kejadian itu. Karena akan memberikan efek berantai bagi KPK yang selama ini dibanggakan banyak orang. Yang pasti, kewibawaan KPK akan merosot. Kepercayaan publik terhadap kebersihan, kejujuran dan mengemban amanah akan luntur. Karena sebuah organisasi sedikit banyak bergantung pada pemimpinnya. Jika pemimpin itu runtuh, maka organisasi itu pun akan terseret.
Terlepas dari mencuatnya kasus Ketua KPK Antasari Azhar, berharap KPK masih terus berkiprah menjalankan dan mengemban amanah yang belum diselesaikan. Meskipun KPK ditinggal oleh panglimanya. Hal ini tidak menjadikan KPK stagnan dan tidak pro-aktif dalam pemberantasan korupsi. Dalam hal ini pun pemerintah mempunyai andil untuk segera mengambil langkah pasti dalam menyikapi perkembangan situasi dan kondisi KPK agar KPK tetap bisa diandalkan sebagai badan yang khusus menangani masalah korupsi. Kalau tidak, kita semua akan terus dililiti gurita raksasa yang bernama “perilaku korupsi”.
Dan akan menjadi tugas berat bagi keempat wakil KPK untuk menunjukkan kinerja KPK bahwa tugas-tugasnya akan tetap terlaksana, profesionalisme tetap terjaga, keutuhan dan kekompakan tim tetap terpelihara. Karena hanya dengan cara itulah, publik bisa percaya terhadap kemandirian dan profesionalisme KPK. Semoga.